Tuesday, August 12, 2014




LAPORAN
KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcgolvdh3QJNjN1tAUSZykpEAqV9D0QgwtBl_VSdm8-ERVUHWiViHnGe6xIgaFaFupJqBwNccEWVXwKY75vo6Zx7uyb0U5FVW4WQ0tyNNU0M52-8iQu9DA7iUgzT1HqYEiWKZ_oneUCv0/s320/logo-unri1.png
Disusun Oleh :

ADELINA SILABAN (
HELMINA SIMANJUNTAK (1304115310)
NANCY SABELLA NABASA SIRAIT (1304114943)
SISKA DANESTA PADANG (1304115529)

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
     Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Alma, 2009). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Aunurrahman (2009), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services),
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).
Dalam menghadapi tantangan bisnis termasuk menghadapi customer maka sebagai mahasiswa kita juga harus belajar dalam memasarkan suatu produk. Dalam tugas akhir mata kuliah kewirausahaan ini kami mencoba melakukan sebuah usaha sederhana guna mendapatkan pembelajaran untuk menjadi seorang wirausahawan. Usaha ini didasari oleh tugas kelompok kelas Kewirausahaan dimana tugas ini dikerjakan oleh dian fitria m dan jumaida.
Usaha yang dapat dijalankan merupakan sebuah usaha singkat yang mungkin bisa menjadi peluang bagi setiap individu untuk masa yang akan datang. Saat ini mahasiswi mencoba menawarkan tahu steak crispy di lingkungan Universitas Riau.



1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan usaha ini merupakan sebuah pencapaian tujuan usaha yaitu profit, akan tetapi tidak hanya sekedar profit saja, tentunya mencoba menemukan melainkan penekanan pada pengalaman sebuah proses wirausaha. Karena melalui penjualan dan pemasaran ini mahasiswi dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak, bagaimana cara menawarkan dengan baik dan sopan, meyakinkan pembeli untuk membeli produk yang kita tawarkan dan memberikan pelayanan yang terbaik agar customer merasa puas. Manfaat dari kegiatan ini agar mahasiswa bisa melakukan wirausaha atau membuka usaha kecil.

















II. TINJAUAN PUSTAKA

            Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Kasmir, 2006).
            Menurut Degeng (2001), yaitu: ilmu, seni, perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (create a new and different).Jadi ada tiga indikator utama dari kewirausahaan yaitu: berpikir sesuatu yang baru (kreatif), bertindak melakukan sesuatu yang baru (inovatif), dan berkeinginan menciptakan nilai tambah (value added). Oleh karena itu, seseorang yang disebut dengan “wirausahawan” mutlak harus memiliki kemampuan untuk selalu berpikir sesuatu yang baru, bertindak melakukan sesuatu yang baru, dan berkeinginan menciptakan nilai tambah.
            Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Sanjaya, 2009 ).
Pemasaran sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi. Sedangkan pengertian penjualan menurut beberapa ahli :Winardi (1991 : 2) Penjualan adalah “Proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak.” William G. Nickels (1998 : 10)Penjualan tatap muka adalah “Interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.”
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa ruang lingkup pemasaran lebih luas dibandingkan dengan ruang lingkup penjualan karena penjualan merupakan salah satu kegiatan dalam pemasaran.


2.1. Jenis – jenis Penjualan
Ada beberapa jenis penjualan menurut Basu Swasta (1998 : 11) yaitu :
  • Trade Selling
Dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk-produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan pengadaan produk baru, jadi titik beratnya pada “penjualan melalui” penyalur daripada “penjualan ke” pembeli akhir.
  • Missionary Selling
Dalam missionary selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang bersangkutan memiliki penyalur sendiri dalam pendistribusian produknya.
  • Technical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada pembeli akhir dari barang dan jasanya dengan menunjukkan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
  • New Business Selling
Berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
  • Responsive Selling
Dua jenis penjualan utama disini adalah “route driving” dan “retailling”. Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus pada pembeli ulang.

2.2. Langkah-langkah Dalam Proses Penjualan
Menurut Philip Kotler dialih bahasakan  oleh Drs. Alexander Sindoro langkah-langkah dalam proses penjualan meliputi:
  • Memilih Prospek dan Menilai
Langkah pertama dalam proses penjualan adalah memilih prospek (prospecting), yaitu mencari siapa yang dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Tenaga penjual perlu mengetahui cara menilai prospek (qualify) artinya cara mengenali calon yang baik dan menyisihkan calon yang jelek. Prospek dapat dinilai dengan meneliti kemampuan keuangan, volume bisnis, kebutuhan spesial, lokasi dan kemungkianan untuk tumbuh.
  • Prapendekatan.
Sebelum mengunjungi seorang calon pembeli, tenaga penjual sebaiknya mempelajari sebanyak mungkin mengenai organisasi (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam pembelian) dan pembelinya (karakteristik dangaya membeli). Langkah-langkah ini dikenal dengan istilah prapendekatan. Wiraniaga sebaiknya menetapkan tujuan kunjungan yang mungkin untuk menilai calon, mengumpulkan informasi, atau membuat penjualan langsung.
  • Pendekatan
Dalam langkah ini, wiraniaga sebaiknya mengetahui caranya bertemu dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan menjadi awal yang baik. Langkah ini mencakup penampilan wiraniaga, kata-kata pembukaan, dan tindak lanjutan.

  • Presentasi dan Demonstrasi
Dalam langkah presentasi dari proses penjualan, tenaga penjual menceritakan “riwayat” produk kepada pembeli, menunjukan bagaimana produk akan menghasilkan dan menghemat uang. Presentasi penjualan dapat diperbaiki dengan alat bantu demonstrasi, seperti buku kecil, pita video, dan sempel produk.
  • Mengatasi Keberatan
Pelanggan hampir selalu mempunyai keberatan selama presentasi atau kettika diminta untuk memesan. Dalam mengatasi keberatan wiraniaga harus menggunakan pendekatan positif, menggali keberatan tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi lebih banyak dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli.
  • Menutup
Menutup merupakan langkah dalam proses penjualan ketika wiraniaga meminta pelanggan untuk memesan. Tenaga penjual harus mengetahui cara mengenali tanda-tanda penutupan dari pembeli termasuk gerakan fisik, komentar dan pertanyaan.
  • Tindak Lanjut
Merupakan langkah terakhir dalam proses penjualan ketika wiraniaga melakukan tindak lanjut setelah penjualan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan bisnis berulang.

2.3. Faktor–faktor yang mempengaruhi penjualan
Dalam prakteknya perencanaan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Basu Swastha (1998:129) faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi jual beli merupakan pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa, pada prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut para penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu :
  • Jenis dan Karakteristik barang yang akan ditawarkan
  • Harga produk
  • Syarat penjualan seperti : pembayaran, penghantaran, pelayanan purna jual dan sebagainya
2. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor-faktor kondisi pasara yang perlu diperhatikan adalah
  • Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar penjual, pasar industri, pasar pemerintah /pasar internasional.
  • Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
  • Daya belinya
  • Frekuensi pembeliannya
  • Keinginan dan kebutuhannya.
3. Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang dijual itu belum dikenal oleh pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dahulu / membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya saran serta usaha tersebut sepertialat transportasi. Tempat peraga baik diluar maupun didalam perusahaan. Usaha promosi dan sebagainya semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan oleh perusahaan.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang tertentu/ ahli dibidang penjualan lain halnya dengan perusahaan kecil masalah-masalah penjualan ditangani oleh orang-orang yang juga melakukan fungsi lain. Hal ini disebabkan oleh tenaga kerjanya yang lebih sedikit. Sistem organisasi juga lebih sederhana masalah-masalah yang dihadapinya juga tidak sekompleks perusahaan besar biasanya masalah perusahaan ini ditangani oleh perusahaan dan tidak diberikan kepada orang lain.
5. Faktor lain
Faktor-faktor yang yang sering mempengaruhi penjualan yaitu perikalanan, peragaan, kampanye,dan pemberian hadiah. Namun untuk melaksanakannya diperlukan dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang memiliki modal yang kuat kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan sebaliknya perusahaan kecil jarang melakukan karena memiliki modal sedikit.



III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
          Pelaksanaan kegiatan yang telah terlaksana di tempat yang sama dalam waktu 5 hari yaitu :
          Hari/Tanggal  : kamis 10 Juli 2013 s/d Jum’at 11 Juli 2013,Minggu 13 Juli 2013 s/d Senin 14 Juli                           
                                   2013 dan 17 Juli 2013
          Waktu             : Pukul 16.00 – 19.00 WIB
        Kegiatan dilaksanakan di depan RSJ Taampan target pemasaran adalah mahasiswa-mahasiswa, karyawan, security, serta masyarakat sekitar yang berada disekitar daerah pinggir jala termasuk yang berdagang baju, boneka, kurma menjadi target kami. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 4 jam setiap harinya, kami tak hanya berdiam diri dilokasi utama tetapikami juga memasarkan jajanan kami disekitaran kost-kostan JL. Bangau Sakti, dan ke daerah Bingkrit

3.2. Proses Produksi/ Proses perekrutan barang
            Dalam proses pembuatan KOLAK CAMPUR ini bekerja sama untuk menciptakan kreasi baru dan cita rasa yang pas, yang dapat mengundang konsumen untuk membeli dan membeli lagi jajanan kami. Dan yang paling terpenting bagi kami adalah bagaimana kami mampu berjualan dengan baikidak mengecewakan konsumen dan mempunyai pengalaman dalam berwirausaha.
Bahan Baku Selama 5 hari:
1. Singkong 10 kg                                                                              Rp. 40.000
2. Labu 3 buah                                                                                    Rp. 21.000
3. Pisang 4 sisir                                                                                   Rp. 26.000
4. Kelapa 7 buah                                                                                 Rp. 28.000
5. Gula pasir ½ kg                                                                               Rp. 6000
6. Gula merah 3 ½                                                                               Rp. 84.000
7. Vanilli 4                                                                                          Rp. 2000
8. Tepung ketan                                                                                  Rp. 6000
9. Daun pandan 7 lembar

Bahan Tambahan
1. Gelas plastic 120 buah                                                                                           
2. Sendok plastic 120 buah                                                                 Rp. 24.000
3. kantong plastic 1 kg

CaraPembuatan
1.Bersihkan labu buang biji dan kulitnya begitu pula dengan singkong dan pisang kemudian dipotong kotak-kotak kecuali pisang
2.Lalu cuci hingga bersih dan sisihkan terlebih dahulu.
3.Selanjutnya rebus singkong setelah beberapa menit kemudian masukan labu kuning ditambah garam vanili
4.setelah agak matang masukkan cairan tepung ketan, daun pandan, gula pasir dan larutan gula merah, dan taklupa santan kental masak hingga mendidih dan matang aduk sampai merata.
5 Setelah matang angkat daritempat pemasak dan masukkan potongan pisang terakhir siapkan tempat untuk menyajikan kolak.


3.3. Pemasaran
Proses pemasaran yang kami lakukan yaitu dengan cara promosi langsung kepada konsumen, dilakukan dengan cara menawarkan langsung kepada para masyarakat yang lewat disekitar pinggiran RSJ tampan, kami juga melakukan pemasaran melalui alat telepon genggam, dan social media, kami menawarkan KOLAKCAMPUR kepada beberapa teman-teman, senior ataupun yang kami kenal untuk membeli.
Dengan melakukan tahap-tahap diatas kami berusaha untuk membujuk konsumen agar tertarik perhatiannya pada produk sehingga pada akhirnya konsumen melakukan pembelian atau transaksi. Bahkan setelah kami melakukan sosialisasi produk ada beberapa konsumen  yang langsung membeli. Kebanyakan dari masyarakat dan mahasiswa yang tidak kami kenal, masyyarakat yangberlalu-lalang mencari bukaan.

3.4. Penjualan
            Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari transaksi, oleh karena itu kegiatan penjualan terdiri dari serangkaian yang meliputi, menemukan si pembeli, pengenalan produk serta syarat-syarat pembayaran. Penjualan yang kami lakukan merupakan sebuah rangkaian penjualan produk dimana produk-produk tersebut merupakan produk pangan.
Dalam kegiatan ini kami mencoba menawarkan tahu steak crispy. Proses penjualan yang kami lakukan berdasarkansegmentasitargeting dan positioning yang dianalisis secara nalar. Oleh karena itu kami melakukan penjualan kebanyakan pada Mahasiswa-mahasiswa yang kuliah pada pagi hari karena kebanyakan dari mereka tidak sempat sarapan dari rumah sehingga membutuhkan makanan berat untuk menambah energi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pendataan kewirausahaan selama penjualan “KOLAK CAMPUR”, selama di area pinggir jalan RSJ Tampan.
Tabel 1. Analisis Usaha KOLAK CAMPUR
Hari/Tgl
Modal
Harga
Untung Bersih
Terjual
Kamis, 10 Juli 2014
Rp.160.000
Rp.5000
Rp.16.000
20 gelas
Jumat, 11 Juli 2014
Rp.36.000
Rp.6000
Rp.139.000
25 gelas
Minggu, 13 Juli 2014
Rp.105.000
Rp.7000
Rp.84.000
25 gelas
Senin, 14 Juli 2014
Rp.40.000
Rp.7000
Rp.120.000
20 gelas
Kamis, 17 Juli2014
Rp.76.000
Rp.6000
Rp.1500
25 gelas

4.2. Pembahasan
            Harga jajanan kami dari hari kehari berbeda-beda pada hari pertama kami memasarkan produk kami sebanyak 20 gelas dengan harga @Rp.7000. ½ jam kemudian tak kunjung laku dagangan kami, lalu kami mengubah dari @Rp.5000.Banyak saingan membuat kami tak mau diam, kami mencoba untuk berjalan sepanjang area dengan membawa beberapa gelas kolak ditangan kami dan akhirnya kolak kami laku satu persatu. Jam menunjukkan pukul 18.15 WIB dan kami pun bergegas untuk pulang.
Hari kedua kami memasarkan jajanan kami

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan    
Kesimpulan dari kegiatan yang telah kami lakukan adalah bahwa kami sangat memerlukan proses pembelajaran seperti ini. Menawarkan dan menjual produk kepada mahasiswa, masyarakat memiliki banyak manfaat untuk menjadi seorang wirausaha yang handal dan sukses. Bahkan dapat kami simpulkan bahwa modal bukan lah segalanya dalam dunia usaha seperti ini, asal ada kemauan dan keinginan untuk berusaha pasti kita bisa melakukannya. Hanya saja kita harus benar-benar melihat peluang yang ada serta berbagai hal yang penting seperti segmentasi, target dan positioningnya.

5.2. Saran
          Saran yang ingin disampaikan yaitu semoga dalam perkuliahan kewirausahaan selanjutnya kegiatan Praktek Lapangan ini tetap bisa dilaksanakan dan ditingkatkan lebih lagi. Karena sangat bermanfaat bagi para mahasiswa yang ingin menjadi seorang wirausaha yang handal. Kegiatan ini dapat menjadi proses awal bagi mahasiswa sebelum terjun langsung di dunia bisnis. Dan peluang bisnis yang mungkin sangat potensial di lingkungan Universitas Riau adalah bisnis pangan, sehingga perlu dilanjutkan secara continue.