LAPORAN
KEGIATAN
KEWIRAUSAHAAN
Disusun Oleh :
ADELINA SILABAN (
HELMINA SIMANJUNTAK (1304115310)
NANCY SABELLA NABASA
SIRAIT (1304114943)
SISKA DANESTA PADANG
(1304115529)
JURUSAN PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship)
muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide
barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan
yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha
(Alma, 2009). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di
pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda agar dapat bersaing. Menurut Aunurrahman (2009), nilai tambah tersebut
dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
1.
Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
2.
Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
3.
Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing
products or services),
4.
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of
providing more
goods and services with fewer resources).
Dalam
menghadapi tantangan bisnis termasuk menghadapi customer maka
sebagai mahasiswa kita juga harus belajar dalam memasarkan suatu
produk. Dalam tugas akhir mata kuliah kewirausahaan ini kami mencoba
melakukan sebuah usaha sederhana guna mendapatkan pembelajaran untuk menjadi
seorang wirausahawan. Usaha ini didasari oleh tugas kelompok kelas Kewirausahaan
dimana tugas ini dikerjakan oleh dian fitria m dan jumaida.
Usaha
yang dapat dijalankan merupakan sebuah usaha singkat yang mungkin bisa menjadi
peluang bagi setiap individu untuk masa yang akan datang. Saat ini mahasiswi
mencoba menawarkan tahu steak crispy di
lingkungan Universitas Riau.
1.2. Tujuan dan
Manfaat
Tujuan
usaha ini merupakan sebuah pencapaian tujuan usaha yaitu profit, akan tetapi
tidak hanya sekedar profit saja, tentunya mencoba menemukan melainkan penekanan
pada pengalaman sebuah proses wirausaha. Karena melalui penjualan dan
pemasaran ini mahasiswi dituntut
untuk berinteraksi dengan orang banyak, bagaimana cara menawarkan dengan baik
dan sopan, meyakinkan pembeli untuk membeli produk yang kita tawarkan dan
memberikan pelayanan yang terbaik agar customer merasa puas. Manfaat
dari kegiatan ini agar mahasiswa bisa melakukan
wirausaha atau membuka usaha kecil.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Wirausaha
adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan
perbaikan (preparation) hidup
(Kasmir, 2006).
Menurut Degeng (2001), yaitu: ilmu, seni, perilaku, sifat, ciri, dan watak
seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara kreatif (create
a new and different).Jadi ada tiga
indikator utama dari kewirausahaan yaitu: berpikir sesuatu yang baru (kreatif),
bertindak melakukan sesuatu yang baru (inovatif), dan berkeinginan menciptakan
nilai tambah (value added). Oleh karena itu, seseorang yang disebut
dengan “wirausahawan” mutlak harus memiliki kemampuan untuk selalu berpikir
sesuatu yang baru, bertindak melakukan sesuatu yang baru, dan berkeinginan
menciptakan nilai tambah.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik
dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal,
dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter
wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh
seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik
karyawan swasta maupun pemerintahan (Sanjaya, 2009 ).
Pemasaran
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada
pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi. Sedangkan
pengertian penjualan menurut beberapa ahli :Winardi (1991
: 2) Penjualan adalah
“Proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli
agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang
berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak.” William
G. Nickels (1998 : 10)Penjualan tatap muka adalah “Interaksi antar individu,
saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai
atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak
lain.”
Dari
definisi diatas dapat dilihat bahwa ruang lingkup pemasaran lebih luas dibandingkan
dengan ruang lingkup penjualan karena penjualan merupakan salah satu kegiatan
dalam pemasaran.
2.1. Jenis – jenis
Penjualan
Ada beberapa
jenis penjualan menurut Basu Swasta (1998 : 11) yaitu :
- Trade Selling
Dapat terjadi bilamana
produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki
distributor produk-produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan
kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan pengadaan produk baru, jadi titik
beratnya pada “penjualan melalui” penyalur daripada “penjualan ke” pembeli
akhir.
- Missionary Selling
Dalam missionary
selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli
barang-barang dari penyalur perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang
bersangkutan memiliki penyalur sendiri dalam pendistribusian produknya.
- Technical Selling
Berusaha meningkatkan
penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada pembeli akhir dari barang dan
jasanya dengan menunjukkan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
- New Business Selling
Berusaha membuka
transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan
ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
- Responsive Selling
Dua jenis penjualan
utama disini adalah “route driving” dan “retailling”. Jenis penjualan seperti
ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang
baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus pada pembeli
ulang.
2.2. Langkah-langkah Dalam Proses Penjualan
Menurut
Philip Kotler dialih bahasakan oleh Drs. Alexander Sindoro
langkah-langkah dalam proses penjualan meliputi:
- Memilih Prospek dan Menilai
Langkah pertama dalam
proses penjualan adalah memilih prospek (prospecting), yaitu mencari siapa yang
dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Tenaga penjual perlu mengetahui cara
menilai prospek (qualify) artinya cara mengenali calon yang baik dan menyisihkan
calon yang jelek. Prospek dapat dinilai dengan meneliti kemampuan keuangan,
volume bisnis, kebutuhan spesial, lokasi dan kemungkianan untuk tumbuh.
- Prapendekatan.
Sebelum mengunjungi
seorang calon pembeli, tenaga penjual sebaiknya mempelajari sebanyak mungkin
mengenai organisasi (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam pembelian)
dan pembelinya (karakteristik dangaya membeli). Langkah-langkah ini
dikenal dengan istilah prapendekatan. Wiraniaga sebaiknya menetapkan tujuan
kunjungan yang mungkin untuk menilai calon, mengumpulkan informasi, atau
membuat penjualan langsung.
- Pendekatan
Dalam langkah ini,
wiraniaga sebaiknya mengetahui caranya bertemu dan menyapa pembeli serta
menjalin hubungan menjadi awal yang baik. Langkah ini mencakup penampilan wiraniaga,
kata-kata pembukaan, dan tindak lanjutan.
- Presentasi dan Demonstrasi
Dalam langkah
presentasi dari proses penjualan, tenaga penjual menceritakan “riwayat” produk
kepada pembeli, menunjukan bagaimana produk akan menghasilkan dan menghemat
uang. Presentasi penjualan dapat diperbaiki dengan alat bantu demonstrasi,
seperti buku kecil, pita video, dan sempel produk.
- Mengatasi Keberatan
Pelanggan hampir
selalu mempunyai keberatan selama presentasi atau kettika diminta untuk
memesan. Dalam mengatasi keberatan wiraniaga harus menggunakan pendekatan
positif, menggali keberatan tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan
keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi
lebih banyak dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli.
- Menutup
Menutup merupakan
langkah dalam proses penjualan ketika wiraniaga meminta pelanggan untuk
memesan. Tenaga penjual harus mengetahui cara mengenali tanda-tanda penutupan
dari pembeli termasuk gerakan fisik, komentar dan pertanyaan.
- Tindak Lanjut
Merupakan langkah
terakhir dalam proses penjualan ketika wiraniaga melakukan tindak lanjut
setelah penjualan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan bisnis berulang.
2.3. Faktor–faktor
yang mempengaruhi penjualan
Dalam
prakteknya perencanaan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Basu Swastha (1998:129) faktor-faktor tersebut yaitu:
1.
Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi
jual beli merupakan pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa,
pada prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual sebagai pihak pertama dan
pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada
pembelinya agar dapat mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud
tersebut para penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat
berkaitan yaitu :
- Jenis dan Karakteristik barang yang akan ditawarkan
- Harga produk
- Syarat penjualan seperti : pembayaran, penghantaran, pelayanan purna jual dan sebagainya
2. Kondisi Pasar
Pasar
sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dapat
pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor-faktor kondisi pasara yang
perlu diperhatikan adalah
- Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar penjual, pasar industri, pasar pemerintah /pasar internasional.
- Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
- Daya belinya
- Frekuensi pembeliannya
- Keinginan dan kebutuhannya.
3. Modal
Akan
lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang dijual itu
belum dikenal oleh pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual
dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dahulu / membawa
barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan
adanya saran serta usaha tersebut sepertialat transportasi. Tempat peraga baik
diluar maupun didalam perusahaan. Usaha promosi dan sebagainya semua ini hanya
dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan oleh
perusahaan.
4.
Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada
perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan
yang dipegang oleh orang-orang tertentu/ ahli dibidang penjualan lain halnya
dengan perusahaan kecil masalah-masalah penjualan ditangani oleh orang-orang
yang juga melakukan fungsi lain. Hal ini disebabkan oleh tenaga kerjanya yang
lebih sedikit. Sistem organisasi juga lebih sederhana masalah-masalah yang
dihadapinya juga tidak sekompleks perusahaan besar biasanya masalah perusahaan
ini ditangani oleh perusahaan dan tidak diberikan kepada orang lain.
5.
Faktor lain
Faktor-faktor
yang yang sering mempengaruhi penjualan yaitu perikalanan, peragaan,
kampanye,dan pemberian hadiah. Namun untuk melaksanakannya diperlukan dana yang
tidak sedikit. Bagi perusahaan yang memiliki modal yang kuat kegiatan ini
secara rutin dapat dilakukan sebaliknya perusahaan kecil jarang melakukan
karena memiliki modal sedikit.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
kegiatan yang telah terlaksana di tempat yang sama dalam waktu 5 hari
yaitu :
Hari/Tanggal : kamis 10 Juli 2013
s/d Jum’at 11 Juli 2013,Minggu 13 Juli 2013 s/d Senin 14 Juli
2013 dan 17
Juli 2013
Waktu :
Pukul 16.00 – 19.00 WIB
Kegiatan dilaksanakan di depan RSJ
Taampan target pemasaran adalah mahasiswa-mahasiswa, karyawan,
security, serta masyarakat sekitar yang
berada disekitar daerah pinggir jala termasuk yang berdagang baju, boneka,
kurma menjadi target kami. Kegiatan ini berlangsung selama kurang
lebih 4 jam setiap harinya, kami tak hanya berdiam diri dilokasi
utama tetapikami juga memasarkan jajanan kami disekitaran kost-kostan JL.
Bangau Sakti, dan ke daerah Bingkrit
3.2. Proses Produksi/
Proses perekrutan barang
Dalam
proses pembuatan KOLAK
CAMPUR ini
bekerja sama untuk menciptakan kreasi baru dan cita rasa yang pas, yang dapat
mengundang konsumen untuk membeli dan membeli lagi jajanan kami. Dan yang
paling terpenting bagi kami adalah bagaimana kami mampu berjualan dengan baikidak
mengecewakan konsumen dan mempunyai pengalaman dalam berwirausaha.
Bahan Baku Selama 5 hari:
1. Singkong 10 kg Rp. 40.000
1. Singkong 10 kg Rp. 40.000
2.
Labu 3 buah Rp.
21.000
3. Pisang 4 sisir Rp. 26.000
4. Kelapa 7 buah Rp. 28.000
3. Pisang 4 sisir Rp. 26.000
4. Kelapa 7 buah Rp. 28.000
5. Gula pasir ½
kg Rp. 6000
6. Gula merah 3 ½ Rp. 84.000
7.
Vanilli 4 Rp. 2000
8. Tepung ketan Rp.
6000
9. Daun pandan 7 lembar
9. Daun pandan 7 lembar
Bahan Tambahan
1.
Gelas plastic 120 buah
2.
Sendok plastic 120 buah Rp. 24.000
3.
kantong plastic 1 kg
CaraPembuatan
1.Bersihkan labu buang biji dan kulitnya begitu pula dengan
singkong dan pisang kemudian dipotong kotak-kotak kecuali pisang
2.Lalu cuci hingga bersih dan sisihkan terlebih dahulu.
3.Selanjutnya rebus singkong setelah beberapa menit kemudian masukan
labu kuning ditambah garam vanili
4.setelah agak matang masukkan cairan tepung ketan, daun pandan,
gula pasir dan larutan gula merah, dan taklupa santan kental masak hingga
mendidih dan matang aduk sampai merata.
5 Setelah matang angkat daritempat pemasak dan masukkan potongan
pisang terakhir siapkan tempat untuk menyajikan kolak.
3.3. Pemasaran
Proses
pemasaran yang kami lakukan yaitu dengan cara promosi langsung kepada konsumen, dilakukan dengan cara
menawarkan langsung kepada para masyarakat yang lewat disekitar pinggiran RSJ
tampan, kami
juga melakukan pemasaran melalui alat
telepon genggam, dan social media, kami menawarkan KOLAKCAMPUR kepada
beberapa teman-teman, senior ataupun yang kami kenal untuk membeli.
Dengan
melakukan tahap-tahap diatas kami berusaha untuk membujuk konsumen agar tertarik
perhatiannya pada produk sehingga pada akhirnya konsumen melakukan pembelian
atau transaksi. Bahkan setelah kami melakukan sosialisasi produk ada beberapa konsumen yang
langsung membeli. Kebanyakan dari masyarakat
dan mahasiswa yang tidak kami kenal, masyyarakat yangberlalu-lalang mencari
bukaan.
3.4. Penjualan
Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari transaksi,
oleh karena itu kegiatan penjualan terdiri dari serangkaian yang meliputi,
menemukan si pembeli, pengenalan produk serta syarat-syarat
pembayaran. Penjualan yang kami lakukan merupakan sebuah rangkaian
penjualan produk dimana produk-produk tersebut merupakan produk pangan.
Dalam
kegiatan ini kami mencoba menawarkan tahu steak crispy. Proses
penjualan yang kami lakukan berdasarkansegmentasi, targeting dan positioning yang
dianalisis secara nalar. Oleh karena itu kami melakukan penjualan kebanyakan
pada Mahasiswa-mahasiswa yang kuliah pada pagi hari karena kebanyakan dari
mereka tidak sempat sarapan dari rumah sehingga membutuhkan makanan berat untuk
menambah energi.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil
pendataan kewirausahaan selama penjualan “KOLAK CAMPUR”, selama di area pinggir
jalan RSJ Tampan.
Tabel 1. Analisis
Usaha KOLAK CAMPUR
Hari/Tgl
|
Modal
|
Harga
|
Untung Bersih
|
Terjual
|
Kamis, 10 Juli 2014
|
Rp.160.000
|
Rp.5000
|
Rp.16.000
|
20 gelas
|
Jumat, 11 Juli 2014
|
Rp.36.000
|
Rp.6000
|
Rp.139.000
|
25 gelas
|
Minggu, 13 Juli 2014
|
Rp.105.000
|
Rp.7000
|
Rp.84.000
|
25 gelas
|
Senin, 14 Juli 2014
|
Rp.40.000
|
Rp.7000
|
Rp.120.000
|
20 gelas
|
Kamis, 17 Juli2014
|
Rp.76.000
|
Rp.6000
|
Rp.1500
|
25 gelas
|
4.2. Pembahasan
Harga
jajanan kami dari hari kehari berbeda-beda pada hari pertama kami memasarkan produk
kami sebanyak 20 gelas dengan harga @Rp.7000. ½ jam kemudian tak kunjung laku
dagangan kami, lalu kami mengubah dari @Rp.5000.Banyak saingan membuat kami tak
mau diam, kami mencoba untuk berjalan sepanjang area dengan membawa beberapa
gelas kolak ditangan kami dan akhirnya kolak kami laku satu persatu. Jam
menunjukkan pukul 18.15 WIB dan kami pun bergegas untuk pulang.
Hari kedua kami memasarkan jajanan kami
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan
dari kegiatan yang telah kami lakukan adalah bahwa kami sangat memerlukan
proses pembelajaran seperti ini. Menawarkan dan menjual produk kepada mahasiswa,
masyarakat memiliki banyak manfaat untuk menjadi seorang wirausaha yang handal
dan sukses. Bahkan dapat kami simpulkan bahwa modal bukan lah segalanya dalam
dunia usaha seperti ini, asal ada kemauan dan keinginan untuk berusaha pasti
kita bisa melakukannya. Hanya saja kita harus benar-benar melihat peluang yang
ada serta berbagai hal yang penting seperti segmentasi, target dan
positioningnya.
5.2. Saran
Saran
yang ingin disampaikan yaitu semoga dalam perkuliahan kewirausahaan
selanjutnya kegiatan Praktek Lapangan ini tetap bisa dilaksanakan dan
ditingkatkan lebih lagi. Karena sangat bermanfaat bagi para mahasiswa yang
ingin menjadi seorang wirausaha yang handal. Kegiatan ini dapat menjadi proses
awal bagi mahasiswa sebelum terjun langsung di dunia bisnis. Dan peluang bisnis
yang mungkin sangat potensial di lingkungan Universitas Riau adalah
bisnis pangan, sehingga perlu dilanjutkan secara continue.