Friday, June 12, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
MORTALITAS IKAN DAN PENDUGAAN POPULASI

OLEH
ADELINA SILABAN
1304112422
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN





lambang unrI HITAM PUTIH













LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2014

KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Biologi Perikanan ini yang berjudul “Mortalitas Ikan dan Pendugaan Populasi”. Adapun tujuan saya menulis laporan ini yang utama adalah untuk memenuhi tugas.
            Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan saya untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti mata kuliah ekologi perairan ini.


Pekanbaru,   Desember  2014

Adelina Silaban


DAFTAR ISI

Isi                                                                                                                Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................                i
DAFTAR ISI............................................................................................               ii
DAFTAR TABEL...................................................................................              iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................              iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................               v
I. PENDAHULUAN
              1.1. Latar Belakang......................................................................               1
              1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum.............................................               2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
              3.1. Waktu dan Tempat praktikum...............................................               6
              3.1. Alat dan Bahan praktikum....................................................               6
              3.2. Metode Pratikum...................................................................               7
              3.3.Prosedur Pratikum..................................................................               7   
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
              4.1. Hasil Pengamatan..................................................................               8
              4.2. Pembahasan...........................................................................             10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
              5.1. Kesimpulan............................................................................             13
              5.2. Saran  ....................................................................................             13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
SEKSUALITAS IKAN, TINGKAT KEMATANGAN GONAD, FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR,
TINGKAH LAKU REPRODUKSI

OLEH
ADELINA SILABAN
1304112422
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


lambang unrI HITAM PUTIH









LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2014

KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Biologi Perikanan ini yang berjudul “Larva ikan, Analisa Saluran Isi Pencernaan, dan Penentuan Umur Ikan”. Adapun tujuan saya menulis laporan ini yang utama adalah untuk memenuhi tugas.
            Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan saya untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti mata kuliah ekologi perairan ini.


Pekanbaru,   November  2014

Adelina Silaban

DAFTAR ISI

Isi                                                                                                                Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................                i
DAFTAR ISI............................................................................................               ii
DAFTAR TABEL...................................................................................              iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................              iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................               v
I. PENDAHULUAN
              1.1. Latar Belakang......................................................................               1
              1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum.............................................               2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
              3.1. Waktu dan Tempat praktikum...............................................               7
              3.1. Alat dan Bahan praktikum....................................................               7
              3.2. Metode Pratikum...................................................................               8
              3.3.Prosedur Pratikum..................................................................               8   
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
              4.1. Hasil Pengamatan..................................................................             10
              4.2. Pembahasan...........................................................................             13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
              5.1. Kesimpulan............................................................................             19
              5.2. Saran  ....................................................................................             19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                              Halaman
1.Tabel Jenis Plankton Isi Saluran Pencernaan……………………....            11

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                             Halaman
1. Larva ikan …………………………….................................           10
2. Otolith ikan ………………………………………………...           13


I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian ikan di perairan umum selain mengalami kematian secara alami kini kematian individu ikan itu sebagian besardi sebabkan oleh adanya penangkapan terutama pada spesies ikan yang bernilai ekonomis tinggi, pencem,aran yang diakibatkan oleh adanya limbah industry , pertambangan ,pertanian, pemangsaan oleh predator dari hewan-hewan avertebrata,serangan hama dan penyakit serta pengaruhgejala alam seperti elnino dan gelombang tsunami.
Individu-individu ikan sebelum mengalami kematian akibat terkena oleh limbah biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika lingkungan hidupnya tidak tercemar. Gerakan renang selalu tidak beraturandan arahnya tidak menentu. Ada kalanya pergerakan itu akan membentur kedinding keramba atau ke jarring yang mengakibatkan timbul luka pada permukaan tubuh sehingga keadaan itu membantu mempercepat proses kematian individu ikan di dalam keramba atau jaring apung .
            Spesies yang bersifat selalu hidup di lapisan permukaan perairan lebih mudah mengalami kematian dari spesies ikan yang hidup



            1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari praktikum biologi perikanan ini adalah :
1.      Dapat membedakan antara fase post larva dan pre larva .
2.      Mengetahui jenis-plankton yang dijumpai didalam saluran pencernaan.
3.      Penentuan Umur Ikan yaitu untuk menentukan umur suatu spesies ikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam  suatu jenis ikan melalui tulang otholit.
4.      Mengetahui bentuk dari otolith ikan .
Adapun manfaat praktikum ini ialah mahasiswa bisa membedakan tahap larva dan dapat mengamati kuning telur yang dibawa oleh larva tersebut, mengenal lebih jauh lagi tentang analisa isi saluran pencernaan baik yang terdapat pada ikan herbivor, karnivor maupun omnivor. Dan kebiasaan makan dari ikan tersebut,dan mengetahui umur ikan berdasarkan pengamatan tulang otolith dan untuk mengenal lebih jauh tentang bagaimana menentukan umur suatu ikan baik melalui sisik, tulang  vertebrate, tulang operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang otholit.











II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari Thailand hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama tambakan pencium karena kebiasaannya "mencium" saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara sesama pejantan. (Fujuya, Yushinta. 2004).
Pada larva mengalami masa peralihan antara fas primitif dengan fase definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya belum terbentuk secara sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik, sedangkan fase definitive yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag terdapat pada induknya (Atmaja, 2005)
Anak ikan yang baru menetas disebut dengan larva dimana tubuhnya belum dalam keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dibidang budidaya larva yang baru keluar dari telur disebut hatchling. Semasa perkembangannya larva terdiri dari pro larva dan post larva.( EFFENDIE, 2008)
            Pada masa pro larva, larva tersebut membawa kuning telur yang baerguna untuk cadangan makanan bagi individu ikan diperairan. Cepat lambatnya kuning telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu ikan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning telur yang dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode embriologi, kondisi lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses itu sendiri. (andea,2005)
            Larva ikan yang baru ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja dengan mengerakkan bagian ekornya ke kiri dan kekanan dengan banyak diselingi istirahat karena tidak dapat mempertahankan posisi tegak. Sehingga dengan banyaknya bergerak mempercepat habisnya kuning telur yang dimilikinya. (EFFENDIE, 2008).
Ikan betina yang telah matang gonad dan siap untuk memijah sebelumnya akan dibuahi oleh spermatozoa maka di dalam sel telur akan terjadi peleburan dan penyatuan kedua inti sel. Pada saat ini mulai terbentuk zygot yang kemudian diikuti dengan pembelahan hingga terbentuknya individu ikan lalu menetas dan keluar dari cangkangnya yang disebut dengan larva. ( Herdia, 2006 )
Populasi ikan disuatu perairan sangat penting untuk diketahui karena dengan mengetahui jumlah populasi disuatu perairan maka kita akan mengetahui batas tangkap ikan yang boleh diambil agar tidak terjadi over fishing yang lama kelamaan akan menyebabkan kepunahan pada ikan–ikan yang ada, di perairan seperti kita ketahui bahwa kebutuhan gizi dari ikan lama–kalamaan semakin meningkat, dengan mengetahui pendugaan populasi suatu perairan kita juga dapat mengetahui pada daerah mana yang terdapat banyak ikan namun kita tidak mengambilnya melebihi batas maksimum ikan yang boleh ditangkap agar kelestarian ikan diperairan tetap selalu terjaga. (Djuanda, 2009)
Perubahan jumlah individu dalam populasi dari suatu spesies ikan dapat berubah – ubah  dari waktu ke waktu. Terjadinya perubahan itu dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan produksi selanjutnya dapat mempengaruhi rekruitment ke dalam populasi ikan yang telah ada. Selain itu juga dipengaruhi oleh angka mortalitas yang terjadi. Angka mortalitas agak sukar untuk ditetapkan karena banyak factor yang mempengaruhi. (Rifardi, 2008)
Larva yang baru keluar dari cangkang  telur digolongkan sebagai prolarva dimana pada massa ini larva masih memiliki cadangan makanan berupa kuning telur dan organ-organnya belum terbentuk sempurna. Sesudah habis cadangan makanan berupa kuning telur maka larva akan memasuki periode postlarva dan pada saat ini beberapa organ tubuh sudah mulai terbentuk senpurna serta mulai difungsikan. (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan ,2014).
Sistem pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut mulai dari mulut, kerongkongan, oesophagus, lambung, usus, dan dubur. Sedangkan kelenjar pencernaanya terdiri dari hati dan kantong empedu. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. (Mujiman,2000).




III.BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3. 1. Waktu dan Tempat
            Waktu dilaksanakan praktikum ini adalah hari Rabu 19 November 2014 pukul 10.30 WIB, sedangkan tempat dilaksanakan praktikum ini adalah Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3. 2. Bahan dan Alat
Bahan praktikum adalah organ tubuh Ikan tambakan ( Helostoma temminckii ) yang telah di awetkan selama 7 hari.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah buku penuntun praktikum, laporan sementara,mikroskop,cover glass, objek glass,cawan, gelas ukur, kalkulator, carter, pensil, pena, penghapus, penggaris, jarum, gunting, serbet dan nampan. Dimana fungsi alat-alat tersebut ialah, buku penuntun praktikum sebagai alat untuk referensi, laporan sementara yaitu tempat mencatat hasil pengamatan sementara, pensil untuk menggambar objek, pena untuk mencatat keterangan pada gambar, gunting untuk membedah tubuh ikan, penghapus untuk menghapus apabila ada kesalahan, penggaris untuk mengukur data morphometrik objek, jarum berguna untuk menunjukkan oragan-organ dalam tubuh ikan, serbet untuk mengelap nampan dan membersihkan alat-alat setelah praktikum, dan nampan sebagai tempat objek diletakkan.


3. 3. Metode Praktikum
            Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan secara langsung terhadap objek praktikum yang diteliti atau yang diamati selama melakukan praktikum dan berdasarkan data-data yang ada, serta tetap berpedoman pada buku panduan praktikum dan buku lain yang mendukung mata kuliah Biologi Perikanan serta didukung beberapa literature tertentu, yang berkaitan dengan objek yang diamati tersebut. Untuk menghitung nilai indeks kematangan gonad digunakan
          
3. 4. Prosedur Praktikum
            Adapun prosedur praktikum yaitu praktikan mencuci organ / saluran pencernaan yang sudah di awetkan selama 7 hari ,kemudian di diamkan selama 10 menit ,lalu letakkan ke dalam gelas ukur yang telah di isi air sebanyak 10 ml.
          Setelah itu ukur panjang usus dari ikan tambakan tersebut. Kemudian ambil dari bagian dalam usus, masukan ke dalam cawan beri air 1 sampai 3 tetes bergantian ,amati plankton yang terdapat pada usus ikan tersebut dengan menggunakan tiga sapuan atau tiga kali pergerakan mikroskop. Setelah di dapat berapa volume lambung berisi dan volume lambung kosong,maka hitunglah persentase volume satu jenis makanan dengan menggunakan rumus :
                                                Vi = ( n / ) × Vp
          Dimana :          Vi = Persentase volume satu jenis makanan
                                     n  = Jumlah satu jenis makanan
                                 = Jumlah semua jenis makanan
                               Vp  = Volume makanan ikan .
Misalkan : volume makanan + volume aquadest
                 : 0,5 ml + 10 ml =10,5 ml
                  Maka di asumsikan 10,5 adalah volume makanan ikan .
            Untuk menetukan post larva atau pre larva, letakkan larva ikan di atas objek glass ,kemudian amati di mikroskop. Begitu juga dengan otolith, letakkan diatas objek glass mikroskop otolith yang sudah di awetkan selama 7 hari.
















IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah telah dilakukan klasifikasi dari pada ikan Tambakan (Helostoma temminckii) adalah  sebagai berikut :

4.1.1. Larva Ikan








Gambar 1. Individu post larva
Larva ikan  ini terdapat sirip ekor dan sirip perut. Ikan ini termasuk defenitif karena sudah tidak memiliki kuning telur dan organnya sudah mulai berfungsi.





4.1.2. Tabel Jenis Plankton yang di jumpai di dalam Saluran Pencernaan Ikan

Jenis
Tetes 1
Tetes 2
Tetes  3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

























































4.1.3. Gambar otolith Ikan Tambakan


Gambar 2. Otolith

4.2. Pembahasan
Ikan  tambakan  (Hellostoma temmincki)  mempunyai bentuk tubuh gepeng (compressed) dan lonjong agak tebal bibirnya dapat ditonjokan kedepan badan dan kepala bersisik keras, matanya sedikit keatas dari sudut mulut, gurat sisik sempurna, sirip punggung, panjang tetapi tidak begitu lebar. Ikan tambakan menyukai keadaan yang sedikit agak hangat yang biasanya terletak pada ketinggian 150-750  meter dari permukaan laut kisaran temperature 25-30 derajat celcius dan pada pH netral .
Anak ikan yang baru menetas disebut dengan larva dimana tubuhnya belum dalam keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dibidang budidaya larva yang baru keluar dari telur disebut hatchling. Semasa perkembangannya larva terdiri dari pro larva dan post larva
Larva yang baru keluar dari cangkang  telur digolongkan sebagai pro-larva dimana pada massa ini larva masih memiliki cadangan makanan berupa kuning telur dan organ-organnya belum terbentuk sempurna. Sesudah habis cadangan makanan berupa kuning telur maka larva akan memasuki periode post-larva dan pada saat ini beberapa organ tubuh sudah mulai terbentuk senpurna serta mulai difungsikan.
Tahap larva adalah tahap paling kritis dalam kehidupan ikan karena banyak faktor penyebab mortalitas mulai dari larva, menetas ke alam sampai dapat mencari makanan sendiri. Terjadinya mortalitas itu karena faktor lingkungan dan diri larva itu sendiri. Kematian larva karena lingkungan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu  faktor biologi diantaranya makanan, predator dan kanibal, faktor kimia diantaranya pencemaran, oksigen terlarut, derajat keasaman, dan salinitas, sedangkan faktor fisika diantaranya suhu perairan, arus, dan turbiditas.
Macam-macam tingkah laku ikan pada fase pra pemijahan diantaranya ialah : aktifitas mencari makan, ruaya, pembuatan sarang, sekresi feromon (pengenalan lawan jenis, mencari pasangan), gerakan-gerakan rayuan dan lain-lain.
Berdasarkan hal ini maka tingkah laku ikan itu dapat pula dibagi menjadi tiga yaitu tingkah laku pada fase pra pemijahan, tingkah laku ikan pada fase pemijahan dan tingkah laku ikan pada fase pasca pemijahan.
Ikan-ikan berumur pendek adalah ikan yang tidak memiliki alat pernafasan tambahan, pergerakan cepat, sedangkan ikan berumur panjang adalah ikan yang tergolong primitif, pergerakan lambat, mempunyai alat pernafasan tambahan, penghuni dasar atau perairan dangkal dan luwes terhadap lingkungan. Kemampuan untuk mengetahui umur dari suatu individu ikan telah dimulai beberapa ratus tahun yang lalu .
            Pada larva mengalami masa peralihan antara fas primitif dengan fase definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya belum terbentuk secara sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik, sedangkan fase definitive yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag terdapat pada induknya
Larva ikan yang baru ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja dengan mengerakkan bagian ekornya ke kiri dan kekanan dengan banyak diselingi istirahat karena tidak dapat mempertahankan posisi tegak. Sehingga dengan banyaknya bergerak mempercepat habisnya kuning telur yang dimilikinya.
Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan Channa organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric caeca. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk mambantu mendapatkan makanan.
Saluran pencernaan, bentuk mulut dan gigi, bentuk dan ukuran lambung serta intestinum yang dimiliki setiap jenis ikan bervariasi, maka menyebabkan setiap spesies ikan cara mengambil makanannya juga bervariasi. Sehingga berdasarkan cara mendapatkan makanannya, maka ikan-ikan itu dapat digolongkan menjadi ikan yang bersifat predator, pemikat, penyumpit, peninggu atau pemalas, penyaring makanan (filter feeder), grazer dan parasit
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat didaerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus
Analisis isi pencernaan ikan merupakan kajian tentang hubungan antara komposisi pakan alami dalam lambung dan habitatnya, baik yang bersifat planktonik, bentik maupun nektonik dan lainnya. Kebiasaan makanan ikan (food habits) dapat digunakan untuk mengetahui hubunganekologi dengan organisme di dalam perairan, misalnya pemangsaan, persaingan dan rantai makanan. Makanan merupakan faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisiikan. Macam makanan satu spesies ikan biasanya bergantung pada umur, tempat dan waktu.
Saluran pencernaan makanannya ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda
Sistem pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu : saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, esophagus, lambung serta usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan kantung empedu. Lambung dan usus juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup secara alami diperairan umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu individu ikan  itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah beberapa ukuran panjang tubuh individi ikan itu ketika  tertangkap oleh nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang  dibudidayakan kita mengetahi berapa lama individu ikan tersebut telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut kitadapat mengetahui kapan ikan itu menetas dari telurnya. Penelitian tentang umur ikan yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu .
Bagian tubuh lain yang dipakai untuk menentukan umur ikan ialah tulang operculum (bagian tutup insang), batu telinga (otolith), vertebrate (tulang punggung) dan jari-jari keras sirip punggung.  Bagian-bagian tubuh ini dipakai terutama untuk ikan yang tidak mempunyai sisik seperti golongan ikan lele, baung dan sebagainya, misalnya kerena musim dingin, kekurangan makanan atau factor lain, maka selain pada sisik tanda kelambatan pertumbuhan akan tercatatat pula pada bagian tubuh tersebut diatas.
Cara lain untuk mengetahui umur ikan dengan menggunakan metode Petersen yaitu dengan menggunakan frekuensi panjang ikan.  Angggapan yang dipakai untuk menggunakan metode ini ialah bahwa ikan satu umur mempunyai tendensi membentuk suatu distribusi normal sekitar panjang rata-ratanya.  Bila frekuensi panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan membentuk beberapa puncak.  Puncak-puncak inilah yang dipakai tanda kelompok umur ikan itu.  Cara ini akan baik dipakai apabila ikannya mempunyai masa pemijahan pendek, terjadi satu kali satu tahun dan umur ikan tersebut tidak panjang.  Untuk ikan lain yang mempunyai masa pemijahan panjang menyebabkan lambat dari satu kelas umur lebih tinggi, akan bertumpuk atau mempunyai ukuran sama dengan ikan yang tumbuhnya lebih cepat pada umur yang lebih rendah
Umur merupakan salah satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat pertumbuhan relatif pada ikan, walaupun pertumbuhan sebenarnya sangat dipengruhi oleh faktor-faktor lingkungan Selanjutnya Effendie (1992) menjelaskan tanda tahunan pada tubuh ikan tercatat pada sisik, tulang oprculum, duri sirip punggung atau dada, tulang punggung otolith (batu telinga). Hoffbaur (dalam Effendie, 1992) juga menerangkan bahwa tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus.
Otolith terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras didalam saluran kanal dari sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol, berperan membantu dalam keseimbangan dan menanggapi bunyi .
Sebagian diatom berbeda nyata pada diatom morfologi otolith yang terjadi diantara ikan-ikan bertulang sejati yang memberi kesan bahwa otolith ini mempunyai peranan penting untuk pendengaran. Otolith terutama tambahan dari kristalisasi kalsium karbonat, dalm bentuk magnetik dan berserabut. Kolagen yang mempunyai protein otoline .
Pertumbuhan otolith mempunyai permukaan dan endapan material, suatu proses yang berhubungan dengan masa peredarannya bergantung pada laju dalam metabolisme kalsium dan pada asam amino sintesis. Hasil merupakan formasi tambahan dari pertumbuhan harian dalam otolith, tersususn secara kontingen atau penambahan unit dan suatu unit pengawasan .

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

            Larva adalah individu ikan yang baru ditetaskan. Tubub yang belum terbentuk dengan sempurna baik organ luar ataupun organ pada bagian dalam. Larva dibagi atas dua yaitu pro larva dan post larva. Pro larva yaitu larva yang masih memiliki kuning telur, sirip belum terbentuk secara sempurna dan belum memiliki bukaan mulut, sedangkan post larva yaitu larva yang telah memiliki bukaan mulut dan siripnya telah terbentuk secara sempurna.
Setiap larva ikan yang baru saja ditetaskan atau yang baru dikeluarkan dari cangkang telur akan memasuki suatu fase kehidupan yaitu fase larva. Individu yang ada dalam fase larva akan mengalami suatu masa yang paling kritis dalam kehidupannya. Karena pada fase ini individu ikan mengalami masa peralihan dari bentuk primitif kebentuk definitive.

5.2. Saran

            Dalam melakukan penelitian tentang larva haruslah dilakukan dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil baik serta harus didukung dengan sumber-sumber sebagai pedoman untuk mengamati larva ikan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA



Andea. 2005. Mengenal Beberapa Jenis Ikan Air Tawar (Kerper Jepang Nishikigoi). Yogyakarta. Kanisius

Atmaja. 2005. Metode biologi perikanan. Yayasan Dwi Sri, Bogor. 122 hal
Djuanda, 2009, Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty : Yogyakarta. 
Effendie, M. I. 2008. Penilaian Perkembangan Gonad, Liza subviridiss Valenciences, di Perairan sungai Cimanuk. Bogor. Fakultas Pascasarjana IPB.

Fujuya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta. Rineka Cipta.

Herdia. 2006. Text  Book  of  Fish  Culture  Breeding  and  Cultivation of  Fish Fishing (New Book) Ltd. London.

Mujiman, A. 1984. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Situbondo. 190 hal.

             , 2014. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Pekanbaru. Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI.

Rifardi, ddk. 2008.Jenis ikan hias. Reproduksi atau pembenihan.










LAMPIRAN











Adapun alat dan bahan yang di gunakan , yakni sebagai berikut :

Mikroskop

Usus Ikan



Pipet Tetes


Tabung Ukur

Nampan

Penggaris



Kalkulator

Tissu

Carter

Gunting bedah

Pensil , Pena dan Peruncing

Buku Praktikum